Marsudi Wahyudi Kisworo, seorang Guru Besar di bidang Teknologi Informasi dari Universitas Pancasila, mengomentari insiden peretasan Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 di Surabaya yang mengganggu layanan publik. Menurutnya, dalam keamanan komputer, tidak ada sistem yang benar-benar aman; yang ada hanya sistem yang sudah diretas dan yang belum. Ia menekankan pentingnya budaya kesadaran keamanan (security awareness culture) sebagai kunci utama dalam mengelola keamanan komputer.
Marsudi menggarisbawahi perlunya menerapkan tata kelola keamanan yang baik, termasuk standar-standar keamanan yang dapat mengurangi kemungkinan pelanggaran keamanan atau mengurangi dampak jika terjadi. Dia juga menyoroti pentingnya memiliki rencana keamanan (security plan) yang komprehensif, termasuk skenario tanggap darurat dan rencana pemulihan bisnis dalam menghadapi peretasan.
Insiden PDNS yang menggunakan ransomware brain cipher menyoroti kelemahan dalam sistem keamanan yang harus diperbaiki di lembaga-lembaga pemerintah dan swasta. Marsudi menegaskan perlunya melakukan assessment risiko cyber (cyber risk assessment) serta memiliki rencana pemulihan bencana (disaster recovery plan) dan rencana kelangsungan bisnis (business continuity plan).